Translate

Senin, 29 Oktober 2012

7 LANGKAH MENCAPAI POTENSI HIDUP YG MAKSIMAL


Mencapai potensi hidup yang maksimal


Setiap orang mendambakan masa depan yang lebih baik ; kesuksesan dalam karir,
rumah tangga dan hubungan sosial, namun seringkali kita terbentur oleh berbagai
kendala. Dan kendala terbesar justru ada pada diri kita sendiri.
Melalui karyanya, Joel Osteen menantang kita untuk keluar dari pola pikir yang
sempit dan mulai berpikir dengan paradigma yang baru.

Ada 7 langkah agar kita mencapai potensi hidup yang maksimal :

* Langkah pertama adalah perluas wawasan. Anda harus memandang kehidupan ini
dengan mata iman, pandanglah dirimu sedang melesat ke level yang lebih tinggi.
Anda harus memiliki gambaran mental yang jelas tentang apa yang akan Anda raih.
Gambaran ini harus menjadi bagian dari dirimu, didalam benakmu, dalam percakapanmu,
meresap ke pikiran alam bawah sadarmu, dalam perbuatanmu dan dalam setiap
aspek kehidupanmu.

* Langkah ke dua adalah mengembangkan gambar diri yang sehat. Itu artinya Anda harus
melandasi gambar dirimu diatas apa yang Tuhan katakan tentang Anda.
Keberhasilanmu meraih tujuan sangat tergantung pada bagaimana Anda memandang
dirimu sendiri dan apa yang Anda rasakan tentang dirimu. Sebab hal itu akan menentukan
tingkat kepercayaan diri Anda dalam bertindak. Fakta menyatakan bahwa Anda tidak akan
pernah melesat lebih tinggi dari apa yang Anda bayangkan mengenai dirimu sendiri

* Langkah ke tiga adalah temukan kekuatan dibalik pikiran dan perkataanmu.
Target utama serangan musuh adalah pikiranmu. Ia tahu sekiranya ia
berhasil mengendalikan dan memanipulasi apa yang Anda pikirkan, maka ia
akan berhasil mengendalikan dan memanipulasi seluruh kehidupanmu.
Pikiran menentukan prilaku, sikap dan gambar diri. Pikiran menentukan tujuan.
Alkitab memperingatkan kita untuk senantiasa menjaga pikiran.

* Langkah ke empat adalah lepaskan masa lalu, biarkanlah ia pergi...
Anda mungkin saja telah kehilangan segala yang tidak seorangpun patut mengalaminya
dalam hidup ini. Jika Anda ingin hidup berkemenangan , Anda tidak boleh memakai
trauma masa lalu sebagai dalih untuk membuat pilihan-pilihan yang buruk saat ini.
Anda harus berani tidak menjadikan masa lalu sebagai alasan atas sikap burukmu
selama ini, atau membenarkan tindakanmu untuk tidak mengampuni seseorang.

* Langkah ke lima adalah temukan kekuatan di dalam keadaan yang paling buruk sekalipun
Kita harus bersikap :" Saya boleh saja terjatuh beberapa kali dalam hidup ini, tetapi
tetapi saya tidak akan terus tinggal dibawah sana." Kita semua menghadapi
tantangan dalam hidup ini . KIta semua pasti mengalami hal-hal yang datang
menyerang kita. Kita boleh saja dijatuhkan dari luar, tetapi kunci untuk hidup
berkemenangan adalah belajar bagaimana untuk bangkit lagi dari dalam.


* Langkah ke enam adalah memberi dengan sukacita. Salah satu tantangan terbesar
yang kita hadapi adalah godaan untuk hidup mementingkan diri sendiri.
Sebab kita tahu bahwa Tuhan memang menginginkan yang terbaik buat kita,
Ia ingin kita makmur, menikmati kemurahanNya dan banyak lagi yang Ia sediakan buat kita,
namun kadang kita lupa dan terjebak dalam prilaku mementingkan diri sendiri.
Sesungguhnya kita akan mengalami lebih banyak sukacita dari yang pernah dibayangkan
apabila kita mau berbagi hidup dengan orang lain.

* Langkah ke tujuh adalah memilih untuk berbahagia hari ini. Anda tidak harus menunggu
sampai semua persoalanmu terselesaikan. Anda tidak harus menunda kebahagiaan
sampai Anda mencapai semua sasaranmu. Tuhan ingin Anda berbahagia apapun kondisimu,
sekarang juga !

Jumat, 26 Oktober 2012

Cara Mengetahui Potensi Diri Melalui Sidik Jari


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQyEaFir3EG-LtCMeXn21TSV-QoPtNes0-ZviWigNKRRciKV4wtg7_Hbk30FhEBoVN0ZPtBMSrSKqDQV4dvl7TYd14hhOD5UBpkt2W4Kirj5gDzl3irHSHZhUG4zFRBqap4BKK-BLeytDJ/s1600/fingerprint-02.jpg
Tahukah Anda bahwa potensi atau bakat alami seseorang dapat dilihat dari pola sidik jari?
Dalam ilmu Dermatoglyphics (ilmu yang mempelajari tentang analisa pola sidik jari) yang diawali oleh Guard Bidloo pada tahun 1685, menemukan bahwa sejak usia kandungan 13 minggu, pola sidik jari manusia telah terbentuk dan akan lengkap di usia 24 minggu. Dalam kenyataannya, pola sidik jari manusia tidak ada yang sama dan kemungkinan kesamaannya adalah 1 : 64.000.000.000
Secara genetis, sidik jari bersifat menetap dan spesifik pada proses perkembangan susunan syaraf pusat, sehingga memiliki korelasi yang menentukan struktur otak yang dominan yang kemudian diinterpretasikan secara psikologi untuk mengetahui kecenderungan Bakat, Kecerdasan, Karakter, Motivasi, Tekanan, Tingkat Kestabilan Diri, dan Gaya yang meliputi Gaya Belajar, Gaya Berfikir dan Gaya Bekerja secara genetis.

Pola sidik jari yang terbentuk sejak dalam kandungan ditentukan oleh DNA khusus, dimana pembentukan pola sidik jari itu berkaitan berkaitan dengan pembentukan / perkembangan otak dalam kandungan. Oleh sebab itu system kerja otak kita dapat kita ketahui dari 10 jari tangan kita melalui analisa sidik jari. Inilah kesepuluh jari tangan yang mewakili system kerja otak kita:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPFXfbmbTwt0op-C4rKP5Uh1TWAUC7Lq7JahaVIZ_5dX9Pu4wyBvTcb7iSRQXDPhokUk45bT8XAWJCcKO1xs2kmjSPZOh1EM54yXSZqnU-RI8-I1cpQrRUDPc7rPPDGcb2jGl65V8XA_N0/s1600/finger1.jpeg
Hubungan antara sidik jari dan sistem kerja otak
1.  Jempol Kanan (The System Developer)
Pada dasarnya seseorang memiliki potensi atau bakat untuk menjadi seseorang yang merancang system yang ada pada sebuah organisasi atau instansi baik kecil maupun besar.

2.   Jempol Kiri (The Relation Developer)
Menunjukkan bahwa seseorang tersebut memiliki potensi sebagai mediator dalam berbagai hal baik formal maupun informal karena sifatnya yang mudah untuk beradaptasi sehingga mudah sekali membaur dengan masyarakat dan lingkungan yang baru, misalnya; konselor / terapis, humas (Public Relation),trainer, dan sebagainya.

3.  Telunjuk Kanan (The Initiative Solver)
Menunjukkan jika seseorang tersebut memiliki potensi untuk menjadi seseorang yang berperan sebagai ilmuwan sesuai dengan profesi yang ditekuni. Misalnya jika orang tersebut adalah seorang dokter, maka dia yang akan melakukan riset. Contoh lainnya adalah pengamat ekonomi, pengamat politik, pengamat sejarah, dan sebagainya.

4.   Telunjuk Kiri (The Innovative Solver)
Jari kiri mewakili system kerja otak kanan yang berhubungan dengan daya kreatifitas. Maka jari telunjuk kiri menunjukkan bahwa seseorang memiliki potensi sebagai pencetus gagasan atau ide kreatif sesuai dengan profesi yang ditekuni, misalnya arsitek, designer, komposer, sutradara, dll.  

5.   Jari Tengah Kanan (The Technical Actuator)
Jari ini menunjukkan bahwa seseorang memiliki potensi untuk berperan aktif sebagai pihak yang menjalankan system yang sudah dibentuk, misalnya; seseorang yang bekerja di bagian operasional yang menjalankan system suatu perusahaan, teknisi mesin, masinis, pilot, dll.

6.   Jari Tengah Kiri (The Artistic Actuator)
Menunjukkan bahwa seseorang memiliki potensi untuk menjalankan aktifitas yang berhubungan dengan bidang seni dan membutuhkan keluwesan tubuh dan keindahan, misalnya; atlet beladiri, penari, koreografer, seniman, pelukis, dan jika dia adalah seorang dokter maka dokter yang membutuhkan keluwesan gerakan seperti dokter gigi, dokter bedah dan dokter kecantikan.

7.   Jari Manis Kanan (The Structural Communicator)
Menunjukkan bahwa seseorang memiliki potensi untuk berperan sebagai pihak yang menyampaikan informasi baik lisan maupun tulisan secara terstruktur, misalnya, reporter, wartawan, juru bicara, jurnalis, editor, dan sebagainya.

8.   Jari Manis Kiri (The Creative Communicator)
Jari ini menunjukkan bahwa seseorang memiliki potensi untuk berperan sebagai pihak yang menyampaikan informasi dengan cara yang kreatif dan imajinatif, misalnya; web designer, musisi, marketing, presenter, dan sebagainya.

9.   Kelingking Kanan (The Trendsetter Observer)
Menunjukkan bahwa seseorang memiliki potensi untuk berperan sebagai pengamat tren / inovasi yang ada di lingkungan, misalnya; marketing intelligence yang mencari informasi perkembangan produk pesaing, pengamat fashion, R & D, dan sebagainya.

10.Kelingking Kiri (The Phenomenal-Trend Observer)
Menunjukkan bahwa seseorang memiliki potensi untuk berperan sebagai pengamat fenomena atau kejadian alam yang terjadi di lingkungan, misalnya; ahli geologi, ahli sosiologi, ahli antropologi, pengamat sosial dan budaya, pemerhati kesehatan masyarakat, ahli meteorology, dan sebagainya.

Analisa sidik jari memiliki tingkat akurasi lebih tinggi dibandingkan dengan metode pengukuran lainnya. Sehingga aplikasi penggunaan ilmu analisa sidik jari dalam kehidupan sangatlah luas dan salah satunya adalah pada proses identifikasi forensik dan keamanan.

Analisa sidik jari sangatlah membantu para orang tua untuk membimbing belajar sang anak dan memilih kurikulum belajar yang tepat berdasarkan talenta genetic dan learning style yang dimiliki sang buah hati. Dengan mengetahui potensi dalam hal kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sang anak, orang tua dapat membantu anak untuk menajamkan ketrampilan dan bakat khusus yang dimilikinya, mengembangkan sirkuit neurologis anak agar dapat berkembang secara sempurna sejak dini, serta memberikan gambaran untuk menentukan masa depan anak secara lebih pasti dalam hal pendidikan yang efektif dan karier yang potensional untuk ditekuni.

Kamis, 25 Oktober 2012

Model Kepemimpinan


Dari penelitian yang dilakukan Fiedler yang dikutip oleh Prasetyo (2006)ditemukan bahwa kinerja kepemimpinan sangat tergantung pada organisasi maupun gaya kepemimpinan (p. 27). Apa yang bisa dikatakan adalah bahwa pemimpin bisa efektif ke dalam situasi tertentu dan tidak efektif pada situasi yang lain. Usaha untuk meningkatkan efektifitas organisasi atau kelompok harus dimulai dari belajar, tidak hanya bagaimana melatih pemimpin secara efektif, tetapi juga membangun lingkungan organisasi dimana seorang pemimpin bisa bekerja dengan baik.
Lebih lanjut menurut Prasetyo (p.28), gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan dalam proses kepemimpinan yang diimplementasikan dalam perilaku kepemimpinan seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan apa yang dia inginkan. Selain itu menurut Flippo (1987), gaya kepemimpinan juga dapat didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu (p. 394).
Menurut University of Iowa Studies yang dikutip Robbins dan Coulter (2002), Lewin menyimpulkan ada tiga gaya kepemimpinan; gaya kepemimpinan autokratis, gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan Laissez-Faire (Kendali Bebas) (p. 406)

Gaya Kepemimpinan Autokratis
Menurut Rivai (2003), kepemimpinan autokratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi (p. 61).
Robbins dan Coulter (2002) menyatakan gaya kepemimpinan autokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak, dan meminimalisasi partisipasi karyawan (p. 460).
Lebih lanjut Sukanto (1987) menyebutkan ciri-ciri gaya kepemimpinan autokratis (pp. 196-198):

1. Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin.
2. Teknik dan langkah-langkah kegiatannya didikte oleh atasan setiap waktu, sehingga langkah-langkah yang akan datang selalu tidak pasti untuk tingkatan yang luas.
3. Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap anggota.
Sedangkan menurut Handoko dan Reksohadiprodjo (1997), ciri-ciri gaya kepemimpinan autokratis (p. 304):
1. Pemimpin kurang memperhatikan kebutuhan bawahan.
2. Komunikasi hanya satu arah yaitu kebawah saja.
3. Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya terhadap kerja setiap anggota.
4. Pemimpin mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukan keahliannya

Gaya kepemimpinan Demokratis / Partisipatif
Kepemimpinan demokratis ditandai dengan adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri (Rivai, 2006, p. 61).
Menurut Robbins dan Coulter (2002), gaya kepemimpinan demokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung mengikutsertakan karyawan dalam pengambilan keputusan, mendelegasikan kekuasaan, mendorong partisipasi karyawan dalam menentukan bagaimana metode kerja dan tujuan yang ingin dicapai, dan memandang umpan balik sebagai suatu kesempatan untuk melatih karyawan(p. 460). Jerris (1999) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang menghargai kemampuan karyawan untuk mendistribusikan knowledge dan
kreativitas untuk meningkatkan servis, mengembangkan usaha, dan menghasilkan banyak keuntungan dapat menjadi motivator bagi karyawan dalam bekerja (p.203).
Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis (Sukanto, 1987, pp. 196-198):
1. Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin.
2. Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih.
3. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.
Lebih lanjut ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis (Handoko dan Reksohadiprodjo, 1997, p. 304):
1. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.
3. Pemimpin adalah obyektif atau fact-minded dalam pujian dan kecamannya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.

Gaya Kepemimpinan Laissez-faire (Kendali Bebas)

Gaya kepemimpinan kendali bebas mendeskripsikan pemimpin yang secara keseluruhan memberikan karyawannya atau kelompok kebebasan dalam pembuatan keputusan dan menyelesaikan pekerjaan menurut cara yang menurut karyawannya paling sesuai (Robbins dan Coulter, 2002, p. 460).
Menurut Sukanto (1987) ciri-ciri gaya kepemimpinan kendali bebas (pp.196-198) :
1. Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan partisipasi minimal dari pemimpin.
2. Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin yang membuat orang selalu siap bila dia akan memberi informasi pada saat ditanya.
3. Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas.
4. Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan anggota atau pertanyaan dan tidak bermaksud menilai atau mengatur suatu kejadian.
Ciri-ciri gaya kepemimpinan kendali bebas (Handoko dan Reksohadiprodjo, 1997, p. 304):
1. Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri.
2. Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum.
3. Bawahan dapat mengambil keputusan yang relevan untuk mencapai tujuan dalam segala hal yang mereka anggap cocok.

Macam Macam Pola Asuh Orang Tua

Macam-macam Pola Asuh Orang tua 

Menurut Baumrind (1967), terdapat 4 macam pola asuh orang tua


1.  Pola asuh Demokratis 
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan  kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat.

2.  Pola asuh Otoriter
Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini cenderung memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya.

3.  Pola asuh Permisif 
Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak.

4.  Pola asuh Penelantar 
Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka, seperti bekerja, dan juga kadangkala biaya pun dihemat-hemat untuk anak mereka. Termasuk dalam tipe ini adalah perilaku penelantar secara fisik dan psikis pada ibu yang depresi. Ibu yang depresi pada umumnya tidak mampu memberikan perhatian fisik maupun psikis pada anak-anaknya.

Menurut Diane Baumrind dalam Djiwandono (1989: 23-24) pola asuh orang tua dapat diidentifikasikan menjadi 3, yaitu:

1.  Pola asuh Demokratis 
Pola asuh orang tua yang demokratis pada umumnya ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak. Mereka membuat semacam aturan-aturan yang disepakati bersama. Orang tua yang demokratis ini yaitu orang tua yang mencoba menghargai kemampuan anak secara langsung.

2.  Pola asuh Otoriter 
Pola asuh otoriter ditandai dengan orang tua yang melarang anaknya dengan mengorbankan otonomi anak. Menurut Danny (1986: 96), pola asuh otoriter mempunyai aturan-aturan yang kaku dari orang tua.

3.  Pola asuh Permisif 
Pola asuh permisif ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas kepada anak untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan keinginan anak. Moesono (1993: 18) menjelaskan bahwa pelaksanaan pola asuh permisif atau dikenal pula dengan pola asuh serba membiarkan adalah orang tua yang bersikap mengalah, menuruti semua keinginan, melindungi secara berlebihan, serta memberikan atau memenuhi semua keinginan anak secara berlebihan.

Sabtu, 20 Oktober 2012

Tes singkat Otak Kanan atau Kiri ???


Tes Kepribadian Otak Kiri dan Otak Kanan dalam Desain

  • 2226
  • Share
Tes Otak Kiri dan Otak Kanan dalam DesainIlmu grafis belajar desain tes kepribadian otak kiri dan otak kanan dalam desain. Kita sebagai desainer yang kesehariannya dipenuhi dengan sesuatu yang berkaitan dengan emosi, estitika dan seni perlu mengetahui sejauh manakah otak kita bekerja dengan baik untuk menangani hal tersebut. Terkadang kita tidak punya keterampilan seni dan begitu pula tidak dianugerahi bakat estetis desain, namun tetap saja karena kita senang, menyukai dan ingin mendalami bidang tersebut maka ada baiknya untuk mengetahui kepribadian otak kiri dan otak kanan dalam kaitan desain.
Saya terkagum-kagum ketika ada sebuah buku yang membahas tentang hal ini, Awaken The Giant Within (dibuat oleh Anthoni Robbins, seorang pemateri termahal dunia) yang berupaya untuk mengungkap apa yang ada dalam diri kita untuk menjadi potensi maksimal. Yang kemudian saya kaitkan dalam dunia desain. Artikel ini mungkin bisa menjadi alternatif bagi Anda yang belajar desain terlebih untuk yang belajar desain otodidak. Tes ini akan menentukan personality / kepribadian mana yang Ada punyai, dengan demikian Anda bisa melakukan sesuatu melalui hal tersebut. Mungkin bisa akurat dan mungkin juga tidak, meskipun ini saya dapatkan dari berbagai sumber yang menunjang, coba saja dan mungkin bisa Anda dapatkan manfaatnya.
Pertama-tama Anda akan menentukan bagian otak mana (kiri atau kanan, meskipun Anda punya satu otak) yang secara dominan yang Ada gunakan. Hal ini akan dibagi menjadi dua bagian dan kombinasi dari hasilnya akan mengarahkan Anda untuk menentukan kepribadian yang Anda punya.

Bagian Satu

Letakkan kedua tangan Anda berpegangan, seperti layaknya orang berdoa. Jika Anda lihat,
Ibu jari kiri berada di bawah ibu jari tangan kanan, maka Anda pengguna dominan otak kiri.
Ibu jari kanan berada di bawah ibu jari tangan kiri, maka Anda pengguna dominan otak kanan.
Tes Otak Kiri dan Otak Kanan dalam Desain
Dapat Ada lihat pada gambar di atas ibu jari tangan kiri berada di atas ibu jari tangan kanan, maka berarti penggunan otak kanan lebih dominan.

Bagian dua

Lipat kedua lengan tangan Anda di depan
Lengan tangan kanan berada di atas lengan tangan kiri Anda, maka Anda pengguna otak kiri
Lengan tangan kiri berada di atas lengan tangan kanan Anda, maka Anda pengguna otak kanan
Tes Otak Kiri dan Otak Kanan dalam Desain
Dapat Anda lihat pada gambar di atas lengan tangan kanan berada di atas lengan tangan kiri yang berarti pengguna dominan otak kiri.

Kombinasi KIRI + KANAN

Lantas, apa artinya? Berdasarkan hasil kombinasi yang didapatkan dari tes ini (langkah satu dan dua tidak boleh terbalik) maka ada serangkaian interpretasi dari kepribadian Anda.

Kanan+ Kiri

Penuh pertimbangan, tradisional, tipe tidak langsung
Secara insting membaca emosi (bukan berati marah lo) orang lain dan ramah kepada setiap orang secara alami. Meski tidak terlalu mendalam untuk berinisiatif bergerak ‘maju’, tetapi orang ini akan selalu mensupport orang lain.
Merupakan kepribadian yang stabil dan penuh pertimbangan dalam melakukan sesuatu, memberi orang lain perasaan dilindungi oleh orang tersebut.
Kelemahannya adalam mereka tidak bisa mengatakan tidak untuk suatu hal, meskipun mereka tidak berharap untuk melakukannya mereka akan selalu untuk peduli pada orang lain. Mereka akan membantu orang lain meski tidak punya kepentingan di dalamnya.
Dalam dunia desain, orang yang penuh pertimbangan ini akan benar-benar memikirkan konsepnya memang sudah benar atau tidak. Karena suka sesuatu yang seserhana, biasanya apa yang mereka hasilkan juga sederhana dan mudah dicerna oleh orang lain, merek tidak suka sesuatu yang rumit, Ingat! terkadang brief dari klien desain seringkali memberikan aturan dan penugasan yang ‘blibet’ dan rumit, namun mereka lakukan dengan suatu yang sederhana. Hal ini menjadikan mereka agak sering ‘ngobrol’ dengan klien.

Kanan+Kanan

Suka tantangan dan tidak suka basa-basi (tipe langsung)
Ketika mereka telah menentukan sesuatu, mereka akan melakukan hal tersebut sesegera mungkin. Sangat suka coba-coba dan juga menyukai hal-hal yang berbau tantangan. Berani untuk menghadapi bahaya / resiko tanpa berpikir panjang (yang kadang-kadang melakukan sesuatu secara konyol).
Kelemahannya adalah mereka tidak mendengar kata-kata atau nasihat orang lain, mereka akan berpikir ulang atau memikirkannya jika mereka benar-benar berharap atas apa yang mereka ingin dengar saja pada suatu percakapan dan suatu hal (mereka akan mendengarkan Anda jika menurut mereka menarik saja bagi mereka). Bagaimanapun juga, kerena tidak suka basa-basinya mereka cenderung menjadi seseorang yang populer.
Orang yang mempunyai kepribadian ini bisa dikatakan sangat cocok di bidang desain dan seni. Seperti yang kita tahu otak kanan adalah digunakan secara dominan dalam bidang desain. Karena mereka suka tantangan, mereka suka bereksplorasi dengan hal baru, cara pandang yang baru, berpikir ‘diluar kotak’, yang membuatnya mempunyai kesempatan menemukan konsep atau ide desain yang baru.
Imaginasi mereka juga sangat hebat. Nah, namun perlu juga diingatkan terkadang mereka tidak terampil dalam melakukan sesuatu (baca artikel saya tentang segitigailmu pengetahuan, seni dan keterampilan), sehingga mereka lebih cocok menjadi ‘bank’ konsep dan tim kreatif.

Kiri+Kiri

Berdedikasi tinggi, dingin dan perfeksionis
Selalu mengandalkan logika pada setiap tindakannya dan setiap aspek. Untuk mengalahkan atau membujuk mereka adalah dengan sebuah alasan dan pertimbangan-pertimbangan. Mempunyai banyak kebaggaan (pride) dan merasa hebat dalam melakukan sesuatu. Jika mereka adalah teman Anda, mereka sangat dapat dipercaya. Bagaimanapun, jika dia menjadi lawan Anda, mereka adalah lawan yang tangguh. Karena mereka dapat menjadi sangat ‘berbicara’ selayaknya perfeksionis, mereka seringkali meninggalkan suatu kesan yang tidak baik yang menjadikannya sangat sukar untuk diurus ketika pertama jumpa.
Orang dengan kepribadian kiri-kiri ini sangat susah untuk masuk dibidang desain (tidak berarti mereka tidak bisa), ada berbagai cara agar kita bisa menggunakan otak kanan kita secara optimal. Meskipun demikian hasil desain yang mereka ciptakan biasanya membutuhkan waktu yang lama, penelitian dan obeservasi mereka buat sebanyak mereka mau dan seringkali membuat desain mereka menjadi ‘wow’ karena dedikasi mereka yang tinggi.

Left+Right

Suka peduli pada orang lain dan tipe pemimpin
Mereka mempunyai kemampuan berbicara yang hebat dan pintar menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada, sekaligus masih mempertimbangkan kebutuhan orang lain. Oleh karena kekerenan dan sifat kalem / tenangnya, dan sekaligus sifat bertanggung-jawabnya yang tinggi, mereka akan cenderung menjadi pemimpin dari suatu kelompok. Menjadi populer diantara orang-orang disekitarnya.
Bagaimanapun, mereka tidak bisa membantu kehidupan atau kepentingan pribadinya dalam hal ‘membagi/mencampur kedua hal tersebut’ karena mereka ingin terlalu banyak mempedulikan orang lain. Sangat memperhatikan bagaimana orang lain memandang mereka dan selalu siaga.
Wah, kalau tipe yang satu ini bagaimana ya saya menjabarkannya… Mereka suka sesuatu yang berbau observasi dan penelitian. Seperti juga kita pahami, dalam bidang komunikasi visual kita akan bergelut dengan hal-hal yang semacam itu. Namun, agak kurang bisa untuk berimajinasi. Mereka mendefinisikan sesuatu berdasarkan prinsip dan konsep. Ketika mereka akan menjabarkan hasil konsep dari observasi, mereka kurang bisa mengolahnya dalam bentuk visual. Seperti layaknya kita tahu akan suatu hal, sepertinya dekat sekali, namun susah untuk diungkapkan dalam kata-kata.
Saya adalah seorang yang berkepribadian ‘kanan+kiri’ yang membuat saya penuh pertimbangan, sangat bersahabat, suportif, memberikan orang lain perasaan aman, suka peduli orang lain. Tidak bisa berkata TIDAK! Jadi, ingat jangan meminta saya untuk melakukan sesuatu karena akan membuat saya semakin kacau, Anda pasti tahulah saya tidak bisa berkata’tidak’. (yang saya maksud adalah jika tes ini memang benar adanya).
Nah lo, mana bidang desainnya? Begini kawan, ketika kita mendesain atau melakukanpekerjaan kita sehari-hari dibidang desain, kita akan berperilaku seperti apa yang dihasilkan dari tes tersebut di atas. Memang, ini tidak secara langsung terkait bidang desain. Namun ketika melakukan sesuatu diantara proses kreatif desain kita pasti akan berperilaku selayaknya apa yang ada di hasil tes ini. Hal inilah yang menjadi poin utama bahan pertimbangan saya.

LEARNING STYLES


How to Assess Learning Styles.

Learning Styles and Communication Styles
How to assess the learning styles
of your family, your child, your child’s teacher, your clients and your friends.
Each person’s learning style is unique and perfect, as it is. 
We can all improve our communication, learning/ teaching ability and relationships through simple observation techniques – and by choosing our behaviour and communication methods. This is based in observing your student, family members, teacher, client, friend and noting their:-


1.    Speed of speech. How fast, how much, or how thoughtfully they talk.
2.    Vocabulary. The words that they use.
3.    Directions. How they give directions.
4.    Physical Involvement. Their hand and body movement
5.    Eye Movement. Most importantly - how their eyes move, when they have to think.

When we do this we can assess their natural and preferred learning style. This is made up of a combination of learning through seeing, doing, telling and listening.

Our dominant learning style, and theirs, normally determines how we communicate. Understanding ourselves and our subject show us how best to teach and to learn – and gives us the keys to communicating concepts, visions, messages and presentations to individuals - and to groups.

We all have very unique learning styles, which are made up of varying levels of Visual, Auditory and Kinesthetic learning preferences, however when we find the dominant aspects within a person’s learning style, we can focus more on those.

With these keys we are able to take charge of the communication that we share or receive, by making simple adjustments in the way in which we communicate with individuals and groups of people – and by taking charge of the way in which others communicate with us.

Basic Learning Styles
We all learn through a combination of the 3 basic learning styles. In each of us certain aspects are stronger than others.

Basic Learning Styles Overview Descriptions
V
Visual
Seeing and Reading
A
Auditory
Listening and Speaking
K
Kinesthetic
Touching and Doing

The basic learning styles are (V) Visual, (A) Auditory, (K) Kinesthetic.




Basic Combinations/ Dominant Learning Styles

VA/ AV
Visual
Auditory
Seeing and Reading
Listening and Speaking
AK/ KA
Auditory
Kinesthetic
Listening and Speaking
Touching and Doing
VK/ KV
Visual
Kinesthetic
Seeing and Reading
Touching and Doing


Basic combinations are (VA) Visual Auditory, (KV) Kinesthetic Visual and (AK) Auditory Kinesthetic.

·         Visual learners learn, share and receive best through pictures, photographs and visual displays.

·         Auditory learners learn and receive best through hearing and talking. They share best through words.

·         Kinesthetic learners learn and receive best through doing and experiencing and share best when demonstrating processes and ideas.

The impact

The way we learn impacts our:
  1. Study Methods and Teaching Style 
  2.  Sales Techniques 
  3. Presentation  and Public Speaking Style 
  4.  Coaching and mentoring methods 
  5. Ability to Retain and Share information 
  6.  Results in exams, presentations, sales opportunities. 
  7.  Communication Style 
  8.  Behaviours, Relationships 
  9. And our Future.
Assessing Learning Styles

If you wish to communicate better with a person - take charge of the conversation and observe.

  1. Ask questions that cause him/her to think. Note: Asking something that they easily have the answer to (like their name) will not reveal any signs. 
  2. When they answer a question, ask another. Use open questions to get them to think even deeper. (Eg. “Why did you like him?”, “What made you choose that outfit.”). The signs will become more apparent. 
  3. Ask them for directions from one point to another, in an area that they know reasonably well.
  4. Watch the direction of their eye movements, as they reflect upon the answers. 
  5.  Listen to their answers. Note the words they use and the speed of their speech. 
  6.  Observe their hands and body movement.

Notes
  1. If you are an observer, PLEASE do not answer for the person being assessed. This does not help at all. 
  2.  If you are being assessed – just relax. This is all normal and the knowledge gained will help YOU, in YOUR studies, communication and relationships.

Dominantly Visual Learners


Visual learners:-
  1. Eyes look up, or into the distance, when accessing information and answers to your questions. 
  2. Often talk fast using visually descriptive words, including colours and visual words – such as – Picture, vision, see, show, look, visualise, seen and saw 
  3.  May ask, “How does this look to you?”
4.    They use landmarks when giving directions. Road names are not as important to them, unless there is a very visible road sign with the name on it, or it is a major and well known road.

5.    They will normally start their directions with a well-known landmark. Eg. “Have you seen the KFC in Church Street?”

Dominantly Auditory Learners
 Audio learners:- 
  1. Glance occasionally to the ear on the non-dominant side, when accessing information and answers to your questions. (I.e. if they are right-handed they look left and vice versa.) 
  2. Talk a lot and like to dominate conversations they use sound words, with strong emphasis on key words. The words used are – Mission, story, heard, hear, listen, speak, say, whisper, understand, tell and ear.
3.    May ask, “How does it sound to you?”, “Can I sound you out, about..?”, “Did you hear about?”

4.    They use road names, traffic lights, circles and T junctions when giving directions. Landmarks are not as important to them, unless it is a national landmark – and even then they will tell you what the sign “says”, on the front of the building. They normally start the directions from where you are parked. Even if you are in another city!

Kinesthetic Learners


Kinesthetic learners:-
  1. Eyes look towards the ear on the dominant side and to their hands - when accessing information and answers to your questions. (I.e. Right handed people look to their right ear - in addition to their hands.) 
  2.  Often take their time and talk thoughtfully, whilst moving, holding their hands or fiddling. They use emotive words, such as – feel, feeling, felt, sensed, moved, cared and safe.
3.    May ask, “How does this feel to you?”

4.    They often do not like giving directions and when they do they will talk and show, whilst physically showing the journey, using body and hand movements. 

5.    They are happier if they can find somebody else to give directions, or get you to a nearby  place where you can get directions 

6.    In real-life situations - some very kinesthetic people may even jump into your car and take you to your destination!

Dominant combinations

Once we have these signs for the basic learning styles it is important to look for other signs that show the various dominant combinations. 

These are Audio Kinesthetic, Visual Kinesthetic and Audi Visual. The more someone leans towards one of Visual, Audio or Kinesthetic the more dominant that aspect becomes and the less dominant the other aspect will be.

Audio Kinesthetic Learners (Kinesthetic Audio) AK or KA

Audio Kinesthetic learners:-
  1. Glance from left to right - and to their hands, when accessing information and answers to your questions.
2.    Normally only talk a lot when comfortable and can at times take time and be reserved - thoughtful. They use sound and emotive words.

3.    May ask, “How does it sound, or feel, to you?”

4.    They use road names, traffic lights, circles and T junctions and body/ hand movement - when giving directions. 

5.    The more audio - the more talkative they are.
6.    The more kinesthetic – the more reserved and physically expressive they are.

Visual Audio Learners (Audio Visual) AV or VA
Audio Visual learners:-
  1. Eyes look up, into the distance and glance occasionally to the ear on the non-dominant side, when accessing information and finding answers to your questions.
2.    Often talk well with power words using auditory and visually descriptive words, including colours and power words.

3.    May ask, “I just want to sound you out. How does this look to you?”

4.    They use landmarks, road names, traffic lights, circles and T junctions when giving directions. 

5.    They find it easy to learn and communicate.

Visual Kinesthetic Learners (Kinesthetic Visual) VK or KV

Visual Kinesthetic learners:-
  1. Eyes look up, or into the distance and towards the ear on the dominant side and to their, when accessing information and finding answers to your questions.
2.    Sometimes talk fast – when comfortable – and at other times are more reflective and thoughtful. They use emotive and visually descriptive words.
3.    May ask, “Hold this and tell me how looks to you?”
4.    They use landmarks and physical body movement, when giving directions.
5.    The more visual - the more landmarks and openness, to give directions and talk or show.
6.    The more kinesthetic - the more thoughtful and reflective - and the more their body and hands will move.