Translate

Kamis, 27 November 2014

POTENSI DAPAT KETAHUI MELALUI SIDIK JARI KITA

MELALUI sidik jari, potensi seseorang dapat dibaca. Melalui sidik jari, pola didik yang telah dikembangkan akan tampak. Tidak mengherankan, melalui sidik jari pula, perkembangan seseorang dapat lebih diarahkan. Benarkah demikian? Apakah ini sejenis ”terawang”? Atau sudah ada pembuktian secara ilmiahnya?

Menurut Efnie Indrianie, M.Psi., psikolog dari Melinda Hospital, analisis sidik jari (finger print analysis) adalah sebuah alat yang terlahir karena potret sidik jari ada relevansinya dengan kerja otak.
Hasil dari analisis tersebut memetakan cara kerja otak yang menggambarkan potensi individu. Jadi harus diluruskan bahwa analisis sidik jari bukan dari disiplin ilmu dan kajian psikologi tetapi dari ilmu dermatoglyphics. Analisa sidik jari juga bukan ramalan.
Relevansi bahwa ada hubungan antara sidik jari dan otak dikemukakan oleh Dr. Levi Montalcini dan Dr. Stannley Cohen yang melakukan penelitian tentang korelasi antara NGF (Nerve Growth Factor) dan EGF (Epidermal Growth Factor).

Hasil penelitian itu menunjukkan, terdapat korelasi antara pola garis-garis epidermal kulit dan hormon sistem pertumbuan syaraf pusat. Dengan penelitian ini, keduanya mendapat hadiah nobel.
Dalam ilmu dermatoglyphics (ilmu tentang analisa pola sidik jari) yang diawali oleh Guard Bidloo pada tahun 1685, ditemukan bahwa sejak usia kandungan 13 minggu pola sidik jari manusia telah terbentuk dan akan lengkap di usia 24 minggu. Dalam kenyataannya pola sidik jari manusia tidak ada yang sama. Kemungkinan kesamaannya adalah 1:64.000.000.000.

Efnie menjelaskan, sudah ada ribuan riset tentang analisis sidik jari dilakukan oleh manusia. Beberapa di antaranya adalah:
1. Mostaf Najafi, M.D., Department of Psychiatry, Shahrekord University of Medical Sciences, Shahrekord, IR Iran yang meneliti hubungan antara sidik jari dan tingkat kecerdasan pada remaja (2009).
2. M. Cesarik et all, tentang analisa kuantitatif pada individu dengan kecerdasan superior (dari hasil tes WB dan WISC) menggunakan sidik jari (dermatoglyphics), 1996.
3. Jen-Feng Wang, Chen-Liang Lin and Chen-Wen Yen, Department of Mechanical and Electromechanical Engineering, National Sun Yat-sen University, Kaohsiung 80424, Taiwan Yung-Hsien Chang, Teng-Yi Chen and Kuan-Pin Su, China Medical University and Hospital, Taichung 40402, Taiwan, Mark L. Nagurka, Department of Mechanical Engineering, Marquette University, Milwaukee, WI 53201, USA Early, tentang hubungan antara schizophrenia dan dermatoglyphics menggunakan pengukuran finger print (2008)
4. Dr. J.K. Schneider, Ultra-Scan Corporation 4240 Ridge Lea Rd. Amherst, NY 14226, 30 juli 2010, tentang mengidentifikasi sidik jari pada remaja dan anak-anak.

Masih banyak riset dan jurnal lainnya yang bisa ditemukan. Dengan adanya penelitian tersebut, kata Efnie, sidik jari merupakan metode yang sudah mendapat banyak pengujian ilmiah.
Untuk membaca sidik jari seseorang dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Beberapa langkah pemeriksaan dengan analisis sidik jari adalah, melakukan scanning terhadap sepuluh jari tangan secara satu per satu dengan scanner. Mengukur titik sudut syaraf yang ada di telapak tangan.
Data yang sudah diperoleh dianalisis sebanyak tiga kali untuk memastikan. Akurasi hasil dengan melewati proses abstraksi dan analisis titik syaraf yang ada di setiap ujung jari dan telapak tangan. Setelah dianalisis di laboratorium, hasilnya dicetak dalam bentuk laporan analisa sidik jari.

Analisis sidik jari dapat dilakukan pada anak-anak, remaja, dewasa mapan, sampai ke usia lanjut. Untuk bayi, analisis sidik jari paling tepat dilakukan pada usia tiga bulan. Dengan harapan, pertumbuhan epidermis kulitnya sudah dapat di scan. Sidik jari bersifat permanen sehingga dari lahir sampai mati sidik jari seseorang tidak mengalami perubahan.
Dari analisis sidik jari, akan tergambar potensi individu. Potensi yang tergambar merupakan hasil dari kerja otak. Beberapa potensi yang bisa terungkap dari analisis sidik jari adalah karakter, cara kerja otak dalam menangkap informasi, cara kerja otak dalam membuat keputusan, bakat, gaya belajar, potensi tahan stres, gaya asuh, cara kerja otak dalam bekerja, dll.

Dari riset yang terakhir dilakukan, secara empirik terhadap 50 orang anak usia 4–6 tahun di Bandung diperoleh akurasi 87,91 persen kesamaan hasil analisis dengan potensi individu yang sesungguhnya pada objek yang diteliti. Kendati demikian, hasil analisis sidik jari hanyalah potret tentang cara kerja otak yang menggambarkan potensi. Hal yang tetap dibutuhkan adalah menstimulasi yang tepat dalam perkembangan selanjutnya.
”Jadi, analisis sidik jari hanya memetakan sistem kerja otak. Selebihnya tetap berkiprah sesuai dengan bidangnya masing-masing,” imbuhnya.

Gambaran ini, bisa dipergunakan sebagai patokan untuk memberikan stimulasi yang sesuai untuk seorang individu. Misalnya untuk anak-anak bisa tahu les apa yang bisa diikuti dengan bakatnya. Untuk orang dewasa dapat diketahui apa yang masih dapat dikembangkan dari dirinya dan apa potensinya.
Seseorang yang mendalami analisis sidik jari, adalah orang-orang yang berlatarbelakang ilmu ini dermatoglyphics dan neuroscience.
“Analisis sidik jadi merupakan gambaran cara kerja otak yang menggambarkan kondisi original otak kita pada saat lahir. Dengan demikian, hasil analisis sidik jari dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan potensi yang kita bawa sejak lahir,” katanya.

Hasilnya bukanlah berupa ramalan tentang siapa jodoh, akan jadi orang baik atau tidak, kaya atau miskin. Sebab ini merupakan analisis ilmiah tentang potret cara kerja otak seseorang. ”Jadi jangan cemas mengira-ngira kita akan seperti apa, toh sidik jarinya sendiri sudah menunjukkan seperti itu,” ujar Efnie.

UNTUK RESERVASI,HUBUNGI :
TALENTA SUKSES MAKMUR
KOMPLEK MERBAU MAS BLOK RUKO NO.51 MEDAN
TELP : (061)77410779-77488779-4146673
HP : 085275882047
BB : 234126AB


EVENT FINGERPRINT ANALYSIS DI CIMB NIAGA







EVENT FINGERPRINT ANALYSIS DI HOPE CHILDREN SCHOOL