Translate

Selasa, 20 Agustus 2013

ANAK-ANAK BERBAKAT ASAL INDONESIA BERPRESTASI DUNIA



Kita pasti bangga jika mempunyai anak-anak berbakat, kreatif dan mengharumkan nama Indonesia di mancanegara. Ya, anak-anak muda adalah generasi penerus bangsa ini di masa mendatang. Usia muda bukanlah penghalang bagi mereka untuk menunjukan pada dunia kemampuan danskillnya. Di saat anak-anak lain cuma sibuk nonton TV, main playstation dan kebut-kebutan pake motor, anak muda yang berikut ini malah mendunia berkat prestasi mereka.
Adalah Agasha Kareef Ratam, usianya masih sangat muda baru 15 tahun dan merupakan alumnus dari SD Al-izhar Pondok Labu (Jakarta Selatan). Cucu dari mantan presiden BJ Habbie ini lahir di Boston 21 November 1997. Tapi, di kancah internasional Olimpiade Matematika prestasinya jangan diragukan lagi. Di kompetisi tingkat dunia ini dia sudah berkali-kali mengharumkan nama Indonesia. Bersama tiga orang temannya, Rezky Arizaputra (siswa SD Al Azhar 13 Rawamangun, Jakarta Timur) Nicolas Steven Husada (siswa SD Universal Jakarta Utara) dan Stanley Orlando (siswa SD Santa Ursula Jakarta) telah mengikuti Po Leung Kuk 13thPrimary Mathematics World Contest (PMWC) di Hongkong pada Juli 2010. Agasha berhasil merengkuh medali emas (Kategori tim) dan perak (kategori individual).
Tidak hanya sampai di situ saja, sebelumnya bersama rekannya juga dari sekolah lain, dia meraih 4 medali emas di Yogyakarta pada 8-14 November 2009 dalam Olimpiade Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam International Tingkat Dasar (IMSO) serta membawa Indonesia meraih juara umum dengan memboyong 6 emas dari 9 negara peserta. Lalu pada 27-30 Oktober 2009 dalam 3th Wizards at Mathematics International Contest (Wizmic) di Lucknow, India, Agasha juga mendapat penghargaan Overall Champion. Dan yang terbaru dalam ajangInternational Indonesia Mathematics Competition (IIMC) untuk jenjang SMP di Bali 18-23 Juli 2011, berhasil membawa Indonesia menduduki peringkat ketiga dari 28 negara yang menjadi peserta.
Menurut Bunda Agasha, Ashoya. SH, anaknya sudah menyukai matematika sejak kecil. Dia tidak pernah mengikuti les tambahan matematika, tapi berhasil memenangkan berbagai kompetisi matematika beberapa tahun yang lalu untuk tingkat provinsi DKI Jakarta. Atas prestasinya juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahkan penghargaan Satyalancana Wira Karya kepada Agasha, sebuah penghargaan untuk pemenang lomba sains dan olahraga tingkat internasional.
Di dunia balap mobil, Indonesia mempunyai satu nama yang patut dibanggakan. Ya, Rio Haryanto, berusia 19 tahun yang kini membalap untuk tim Carlin di ajang GP2Series. Di ajang Formula Asia tahun 2009, Rio menempati urutan pertama untuk kategori Asia dan ketiga kategori internasional. Dalam Formula Asia tersebut Rio 7 kali finish di urutan pertama. Mengawali balapan dari arena gokart tahun 2002, Rio yang mewarisi bakat membalap dari ayahnya, Sinyo Haryanto, berhasil meraih Juara Nasional gokart kelas kadet. Semenjak itulah dia bercita-cita untuk menjadi pembalap profesional F1. Berkat keberhasilannya di ajang GP3, Rio menjadi pembalap termuda di dunia yang telah menguji coba mobil F1 di Sirkuit Abu Dhabi pada November 2010.
Pemuda yang sekarang tinggal dan menuntut ilmu di Singapura ini mengatakan kunci suksesnya selama ini adalah dukungan penuh dari kedua orang tuanya dan pola hidup sehat. Setiap hari, selain kegiatan  sekolah Rio disibukkan dengan rutinitas olahraga, seperti lari sejauh 10-12 kilometer, renang dan latihan beban yang didampingi oleh pelatih fisik khusus dari Belanda, Dennis Van Rhee. Berkat prestasi dan pola hidup sehat yang dijalaninya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengangkat Rio sebagai Duta Anti Narkoba tahun 2009. Selain itu, pada tahun 2010 dia juga ditunjuk menjadi Duta Komodo untuk mempromosikan Pulau Komodo sebagai salah satu pemenang New7Wonder, satu dari tujuh keajaiban dunia.
Lain lagi dengan remaja yang satu ini, kegemarannya bermain game ternyata mengantarkan dirinya menjadi salah satu pencipta game dan software mobiletermuda di dunia. Di usia 13 tahun Fahma Waluya Rosmansyah berhasil memperoleh penghargaan APICTA Awards dalam lomba pembuatan software di Kuala Lumpur (Malaysia) dalam ajang Asia Pacific Information and Communication Technology Award (APICTA) International pada Oktober 2010. Fahma telah berhasil membuat software mobile untuk ponsel diantaranya, DUIT (Doa Usaha Ikhlas dan Tawakal), Bahana (Belajar Huruf  Warna Angka), Mantap (Matematika untuk Anak Pintar), Doa Muslim (Prayers for Children) dan Enrich(English for Children). Game terbaru yang diciptakannya adalah Raid The Mice. Sebuah game permainan dengan tema anti korupsi dan pernah dicoba langsung oleh Ketua KPK Abraham Samad pada awal Februari 2012 lalu. Sejak umur 11 tahun Fahma memang sudah menonjol dalam pemograman dan pernah dinobatkan sebagai programmer termuda dalam Ovi Store Nokia.
Kemiskinan bukan menjadi alasan untuk tidak berprestasi, adalah Ni Wayan Mertayani, berumur 14 tahun, pelajar SMP 2 Abang, Karang Asem Bali ini, seorang anak yatim setelah ditinggal ayahnya. Hidup bersama ibunya, I Nengah Kirem, Mertayani sejak kecil sudah diajarkan untuk hidup mandiri, sepulang sekolah biasanya dia membantu ibunya yang seorang pemulung memungut sampah di dekat pantai. Selain itu, Mertayani  juga berjualan makanan sekedar untuk membantu menopang hidup dan sekolah. Lokasi rumahnya yang berdekatan dengan pantai, membuat para turis kerap singgah ke tempatnya.
Dan suatu ketika, rumahnya kedatangan seorang turis dari Belanda bersama temannya. Mertayani kemudian iseng meminjam kamera turis tersebut. Kemudian kamera tersebut digunakan olehnya untuk memotret beberapa objek foto. Lalu turis itu menyarankan agar Mertayani mengikuti Lomba Fotografi Internasional di Belanda yang diadakan oleh yayasan Anne Frank. Berbekal 15 foto hasil karyanya, dia berhasil meraih Juara pertama dari 200 fotografer dari berbagai negara.

Prestasi yang dipersembahkan oleh anak-anak bangsa di atas adalah berkat dukungan dari orang tua. Sangat penting untuk bagi orang tua untuk selalu mendukung kegiatan anak yang sifatnya positif. Kemiskinan bukan alasan untuk tidak meraih prestasi. Seperti dikutip dari perkataan Ni Wayan Mertayani “ Uangku memang terbatas, tapi mimpiku tidaklah terbatas”. Apakah kamu calon anak berprestasi selanjutnya? Ayo buktikan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar