Tahukah Anda bahwa potensi atau
bakat alami seseorang dapat dilihat dari pola sidik jari?
Dalam ilmu Dermatoglyphics (ilmu
yang mempelajari tentang analisa pola sidik jari) yang diawali oleh Guard
Bidloo pada tahun 1685, menemukan bahwa sejak usia kandungan 13 minggu, pola
sidik jari manusia telah terbentuk dan akan lengkap di usia 24 minggu. Dalam
kenyataannya, pola sidik jari manusia tidak ada yang sama dan kemungkinan
kesamaannya adalah 1 : 64.000.000.000
Secara genetis, sidik jari bersifat
menetap dan spesifik pada proses perkembangan susunan syaraf pusat, sehingga
memiliki korelasi yang menentukan struktur otak yang dominan yang kemudian
diinterpretasikan secara psikologi untuk mengetahui kecenderungan Bakat,
Kecerdasan, Karakter, Motivasi, Tekanan, Tingkat Kestabilan Diri, dan Gaya yang
meliputi Gaya Belajar, Gaya Berfikir dan Gaya Bekerja secara genetis.
Pola sidik jari yang terbentuk sejak
dalam kandungan ditentukan oleh DNA khusus, dimana pembentukan pola sidik jari
itu berkaitan berkaitan dengan pembentukan / perkembangan otak dalam kandungan.
Oleh sebab itu system kerja otak kita dapat kita ketahui dari 10 jari tangan
kita melalui analisa sidik jari. Inilah kesepuluh jari tangan yang mewakili
system kerja otak kita:
1. Jempol
Kanan (The System Developer)
Pada dasarnya seseorang memiliki
potensi atau bakat untuk menjadi seseorang yang merancang system yang ada pada
sebuah organisasi atau instansi baik kecil maupun besar.
2. Jempol
Kiri (The Relation Developer)
Menunjukkan bahwa seseorang tersebut
memiliki potensi sebagai mediator dalam berbagai hal baik formal maupun
informal karena sifatnya yang mudah untuk beradaptasi sehingga mudah sekali
membaur dengan masyarakat dan lingkungan yang baru, misalnya; konselor /
terapis, humas (Public Relation),trainer, dan sebagainya.
3. Telunjuk
Kanan (The Initiative Solver)
Menunjukkan jika seseorang tersebut
memiliki potensi untuk menjadi seseorang yang berperan sebagai ilmuwan sesuai
dengan profesi yang ditekuni. Misalnya jika orang tersebut adalah seorang
dokter, maka dia yang akan melakukan riset. Contoh lainnya adalah pengamat
ekonomi, pengamat politik, pengamat sejarah, dan sebagainya.
4. Telunjuk
Kiri (The Innovative Solver)
Jari kiri mewakili system kerja otak
kanan yang berhubungan dengan daya kreatifitas. Maka jari telunjuk kiri
menunjukkan bahwa seseorang memiliki potensi sebagai pencetus gagasan atau ide
kreatif sesuai dengan profesi yang ditekuni, misalnya arsitek, designer,
komposer, sutradara, dll.
5. Jari
Tengah Kanan (The Technical Actuator)
Jari ini menunjukkan bahwa seseorang
memiliki potensi untuk berperan aktif sebagai pihak yang menjalankan system
yang sudah dibentuk, misalnya; seseorang yang bekerja di bagian operasional
yang menjalankan system suatu perusahaan, teknisi mesin, masinis, pilot, dll.
6. Jari
Tengah Kiri (The Artistic Actuator)
Menunjukkan bahwa seseorang memiliki
potensi untuk menjalankan aktifitas yang berhubungan dengan bidang seni dan
membutuhkan keluwesan tubuh dan keindahan, misalnya; atlet beladiri, penari,
koreografer, seniman, pelukis, dan jika dia adalah seorang dokter maka dokter
yang membutuhkan keluwesan gerakan seperti dokter gigi, dokter bedah dan dokter
kecantikan.
7. Jari
Manis Kanan (The Structural Communicator)
Menunjukkan bahwa seseorang memiliki
potensi untuk berperan sebagai pihak yang menyampaikan informasi baik lisan
maupun tulisan secara terstruktur, misalnya, reporter, wartawan, juru bicara,
jurnalis, editor, dan sebagainya.
8. Jari
Manis Kiri (The Creative Communicator)
Jari ini menunjukkan bahwa seseorang
memiliki potensi untuk berperan sebagai pihak yang menyampaikan informasi
dengan cara yang kreatif dan imajinatif, misalnya; web designer, musisi,
marketing, presenter, dan sebagainya.
9. Kelingking
Kanan (The Trendsetter Observer)
Menunjukkan bahwa seseorang memiliki
potensi untuk berperan sebagai pengamat tren / inovasi yang ada di lingkungan,
misalnya; marketing intelligence yang mencari informasi perkembangan produk
pesaing, pengamat fashion, R & D, dan sebagainya.
10.Kelingking
Kiri (The Phenomenal-Trend Observer)
Menunjukkan bahwa seseorang memiliki
potensi untuk berperan sebagai pengamat fenomena atau kejadian alam yang
terjadi di lingkungan, misalnya; ahli geologi, ahli sosiologi, ahli antropologi,
pengamat sosial dan budaya, pemerhati kesehatan masyarakat, ahli meteorology,
dan sebagainya.
Analisa sidik jari memiliki tingkat
akurasi lebih tinggi dibandingkan dengan metode pengukuran lainnya. Sehingga
aplikasi penggunaan ilmu analisa sidik jari dalam kehidupan sangatlah luas dan
salah satunya adalah pada proses identifikasi forensik dan keamanan.
Analisa sidik jari sangatlah
membantu para orang tua untuk membimbing belajar sang anak dan memilih
kurikulum belajar yang tepat berdasarkan talenta genetic dan learning style
yang dimiliki sang buah hati. Dengan mengetahui potensi dalam hal kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki sang anak, orang tua dapat membantu anak untuk
menajamkan ketrampilan dan bakat khusus yang dimilikinya, mengembangkan sirkuit
neurologis anak agar dapat berkembang secara sempurna sejak dini, serta
memberikan gambaran untuk menentukan masa depan anak secara lebih pasti dalam
hal pendidikan yang efektif dan karier yang potensional untuk ditekuni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar