Translate

Kamis, 27 September 2012

Kerjasama dengan Produk susu Frisian Flag


Hari ini, Bunda datang ke konferensi pers Media Workshop Fingerprint Analysis Frisian Flag Indonesia di Giggle fX Senayan Jakarta. Berbeda dengan tahu lalu, kali ini Analisis Sidik Jari Cerdas Frisian Flag 2011 menghadirkan rangkaian inovasi analisis gaya belajar, soft skill, gaya eksplorasi dan analisis potensi bakat anak.
Sidik Jari Cerdas
Selain itu, analisis sidik jari kini juga bisa diterapkan bagi ibu untuk mengetahui kecenderungan cara yang digunakan dalam mengasuh buah hati, sehingga diharapkan Ibu dapat mengkombinasikan gaya asuhnya dengan potensi alamiah anak untuk pengembangan anak yang optimal dan raih esok yang lebih baik bagi buah hati.
Ya, secara psikologis, Bunda merupakan figur yang paling dekat dengan anak dan selalu ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Tanpa mengesampingkan peran ayah, ibu juga memiliki peran yang besar pada tumbuh kembang anak dalam pemberian nutrisi maupun stimulasi. Setiap anak merupakan individu unik yang berbeda, yang membutuhkan stimulasi tepat disesuaikan dengan gaya belajar dan potensi alamiahnya.
“Dalam mengasuh anak-anaknya, terkadang ibu memberikan stimulasi dan pendekatan yang belum tentu sesuai dengan kondisi anak, meskipun sudah mengetahui potensi dan gaya belajar anak. Hal ini terjadi karena ibu belum mengetahui gaya asuh diri mereka sendiri,” kata Efnie Indrianie, psikolog anak dari Psychobiometric.
Misalnya ibu dengan gaya asuh responsif cenderung mengikuti apa yang sedang menjadi tren di sekitarnya, padahal bisa jadi tren tersebut tidak sesuai dengan potensi dan gaya belajar anak. Dengan mengetahui seperti apa gaya asuh yang dimiliki, seorang ibu bisa lebih mudah dalam mengkombinasikan diri dengan sang anak sehingga pengembangan potensi anak bisa lebih optimal.
Berdasarkan penelitian, sidik jari ini mulai muncul pada saat janin berusia 13 minggu dan tidak akan berubah hingga pribadi tersebut meninggal dunia. Karena data yang diolah merupakan data biometrik (sumbernya adalah faktor biologis tubuh) maka sidik jari seseorang bersifat permanen, spesifik dan klasifikatif.
Secara empirik, dari 100% subjek penelitian, 75% menyatakan gambaran hasil analisa sidik jari relevan dengan kondisi anak yang sebenarnya. Dalam pengolahan validitas analisa sidik jari memang tidak bisa dibandingkan dengan psikometri karena sumber datanya berbeda yaitu faktor biologis dan psikologis.
Selain itu, dapat dimaklumi terdapat 25% yang menyatakan hasilnya ada sedikit perbedaan dengan perilaku sehari-hari karena perilaku sehari-hari sudah dipengaruhi oleh lingkungan, sedangkan analisa sidik jari adalah potret gambaran asli seorang anak ketika ia terlahir ke dunia.*)
“Analisa Sidik Jari Cerdas Frisian Flag 2011? yang akan diadakan pada tanggal 26 Februari di Mall of Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta diikuti 11 kota lainnya di Indonesia. Jika tahun lalu acara ini terbukti mendapat respons positif dari masyarakat dan berhasil menjangkau 35.000 konsumen di kota – kota besar Indonesia, tahun ini kami akan mencoba menciptakan rekor dunia sehingga tercatat dalam Guinness Book of World Record.
Selain di Jakarta, “Sidik Jari Cerdas Frisian Flag” juga akan dilaksanakan di sebelas (11) kota lainnya pada bulan Maret – Mei 2011 antara lain di Bandung, Bogor, Cirebon, Semarang, Solo, Surabaya, Medan, Palembang, Tangerang, Makasar dan Denpasar.
Untuk dapat ikut serta dalam acara “Sidik Jari Cerdas Frisian Flag” ini, para orangtua hanya perlu membeli produk Susu Pertumbuhan Frisian Flag 123 & 456 mulai dari Rp. 100.000 di outlet yang berpartisipasi dan bisa langsung mengikuti tes Analisis Sidik Jari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar