Translate

Minggu, 14 Oktober 2012

Gali Bakat Terpendam dari diri kita


Seekor kodok mengajak berlomba ikan adu cepat. Jalur yang ditempuh menyeberangi sungai. Sang ikan yang bisa berenang cepat menyanggupi karena merasa pasti akan menang.
Pada hari perlombaan, sang ikan bersantai-santai. Ia yang sudah lama hidup di sungai menganggap mustahil kodok bisa mengalahkan dirinya. Maka, ketika lomba dimulai, ia pun masih bersantai. Pikirnya, mana bisa kodok berenang lebih cepat?
Tapi, ternyata. Kodok tidak berenang. Ia meloncati beberapa batuan yang ada di sungai. Karena itu, kodok bisa sampai di seberang lebih cepat dari ikan.
Ikan pun protes.
"Kodok, kamu curang. Bukankah harusnya kamu berenang?"
"Siapa bilang? Kita kan lomba menyeberangi sungai, bukan berenang menyeberangi sungai?"
***
Kadang, kita sering jengkel pada keadaan. Sudah bekerja keras banting tulang peras keringat, kok belum sukses juga? Sesudah begitu, kita lantas membanding-bandingkan dengan orang lain. Rasa iri muncul saat melihat orang sukses karena koneksi lah, karena terlahir kaya lah, karena lebih pintar lah. Akhirnya, yang muncul kemudian komentar bernada miris. Yah, dia bisa begitu karena koneksi. Yah, dia sukses kan karena bapaknya kaya. Tanpa kita sadari, kita malah jadi buang-buang energi untuk mengutuk nasib kita yang miskin koneksi, yang tidak kaya, dan hal-hal negatif lainnya.
Cerita sang kodok yang mengalahkan ikan sebenarnya bisa kita jadikan pelajaran. Betapa setiap mahkluk itu punya kelebihan dan kekurangan. Karena itu, iri kepada kelebihan orang lain sebenarnya hanya akan membuang waktu dan tenaga. Kalau kita tahu kelebihan kita, serta tahu bagaimana memanfaatkan kelebihan itu, kita pasti juga bisa sukses. Tidak perlu lagi kita berkomentar negatif pada orang lain yang lebih sukses. Curiga pada kesuksesan orang lain hanya akan menghabiskan energi kita.
Yang perlu kita lakukan adalah menemukan potensi yang ada pada diri kita masing-masing. Kita gali bakat-bakat terpendam yang mungkin ada pada diri kita. Okelah sesekali kita iri dengan orang lain. Tapi, mari kita coba mengubah rasa iri itu jadi hal positif bahwa kita juga bisa berbuat lebih baik lagi. Kalau orang lain bisa sukses, kenapa kita tidak?
Ibarat kodok tadi. Kalau kita tidak pandai berenang, pandai-pandailah kita memanfaatkan kelebihan untuk meloncat. Jadi, siap menggali bakat-bakat terpendam kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar