Translate

Rabu, 21 November 2012

Mengapa Kita Tak Secerdas Einstein?


Mengapa Kita Tak Secerdas Einstein?




TEMPO.COLondon - Otak Albert Einstein tidak lebih besar ketimbang rata-rata otak manusia. Namun entah bagaimana otaknya lebih "encer" sehingga dapat membuat lompatan mental antara ruang dan waktu, lalu akhirnya menghubungkan keduanya membentuk ruang-waktu (spacetime). Sebuah teori yang aneh bagi sebagian orang. Tapi otak Einstein melihatnya dan mampu mencernanya.

Bila Einstein sedemikian cerdas, mengapa sebagian besar orang tak bisa secerdas dia? "Untuk menjawabnya, Anda memiliki dua metode riset yang terpisah untuk pertama kalinya," kata Edward Bullmore, ahli saraf di Cambridge University di Inggris.

Bullmore telah menulis kajian sebuah artikel tentang riset terkait yang mengindikasikan bahwa, "Otak telah berubah, bukan hanya meminimalkan energi yang dikeluarkan atau menjadi secerdas mungkin, tapi juga untuk mencapai keseimbangan di antara keduanya."

Dia menggunakan teknik pencitraan otak untuk mengetahui berapa banyak energi yang digunakan otak untuk bekerja. Otak menyedot banyak energi. Meski ukurannya hanya 2 persen dari massa tubuh, mereka membakar 20 persen energi kita.

Dalam metode riset lain, ahli neurobiologi, Simon Laughlin, juga dari Cambridge, mengambil contoh lain dalam biologi untuk menunjukkan telah terjadi evolusi besar untuk menyesuaikan desain otak yang membuatnya lebih sedikit menggunakan energi.

Salah satu penyesuaiannya adalah ukuran. Bagi spesies tertentu, otak yang lebih kecil membutuhkan energi lebih sedikit pula. Itu menjelaskan mengapa otak kita tak membengkak selama ribuan tahun, tapi tak menjelaskan mengapa otak kita tak seencer milik Einstein meski berukuran sama.

"Data pencitraan saraf memperlihatkan bahwa individu dengan jaringan saraf yang sangat efisien mempunyai IQ lebih tinggi," kata Bullmore. "Pekerjaan yang saya lakukan menunjukkan bahwa koneksi yang menghasilkan IQ tinggi itu akan sangat mahal."

Terungkap bahwa lompatan mental adalah lompatan jarak jauh di antara wilayah otak yang berbeda. Seperti orang lain yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi, otak Einstein tampaknya amat terintegrasi dengan banyak jalur yang menghubungkan wilayah berjauhan. Hal ini membutuhkan energi dalam jumlah besar.

Otak orang biasa tidak memiliki begitu banyak jalur penghubung seperti itu. "Gagasan dasarnya adalah otak manusia rata-rata merepresentasikan pertukaran antara meminimalkan kebutuhan energi dan memaksimalkan efisiensi," kata Bullmore. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar