1. Stephen Hawking
Stephen Hawking
Seorang ilmuwan fisika ternama yang berasal dari inggris, Stephen William Hawking nama lengkapnya telah menderita kelumpuhan total fisik dan syarafnya. Kelumpuhan ini berawal saat Stephan hawking masih menempuh pendidikan di Cambridge ia terjatuh dari tangga dan menyebabkan dirinya menderita penyakit motor neuron yang membuatnya lumpuh, ia takut kehilangan kejeniusannya sehingga ia lebih dahulu memeriksakan intelektualnya lewat mensa test. Diagnosis penyakit syarafnya diketahui saat berumur 21 tahun, dimana ia mulai kehilangan kontrol atas tangan dan kakinya, sampai akhirnya lumpuh total pada tahun 2009. Namun hal ini tidak menjadi penghalang  untuknya berkarya. Buku-buku dan penampilan publiknya yang luar biasa telah menjadikan dirinya selebriti akademis terkenal di dunia. Tahun 2009 ia mendapatkan “medali Presidensial” atas kebebasan, penghargaan sipil tertinggi di USA.


2. Albert Einstein
Albert Einstein
Einstein seorang ilmuwan fisika teoritis yang mengemukakan teori realivitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistik, dan kosmologi. Karena itulah ia dianugrahi penghargaan Nobel bidang fisika pada tahun 1921 tentang efek fotoelektrik dan “pengabdiannya bagi Fisika Teoritis”. Teori revalitas merupakan salah satu dari 3000 penemuaanya. Einstein menderita Sindrom Asperger, sebuah kondisi yang berhubungan dengan autisme, dan belakangan diketahui penyandang disleksia. Kegemaran Einstein adalah membaca, berfikir dan belajar sendiri. Tak heran jika guru-guru menganggapnya pemalu, bodoh, malas belajar, dan pelanggar tata tertib.

3. Ludwig Van Beethoven
Ludwig Van Beethoven
Merupakan komposer dunia penyandang tunarungu. Beethoven sudah dianggap sebagai salah satu pengarang lagu terhebat sepanjang sejarah. Ia melakukan pertunjukan pertamanya sebagai pianis pada usia 8 tahun. Pada usia 20an ia menjadi terkenal sebagai seorang pianis handal yang memiliki bakat tak terduga dan improvisasi yang menakjubkan. Akan tetapi pada tahun 1976, Beethovven mulai kehilangan pendengarannya. Hal ini malah membuat dia termotivasi untuk menciptakan berbagai karya musical yang terkenal sampai sekarang, seperti : The 9th Symphony, The 5th Piano Concerto, The Violin Concerto, The Late Quartets, and his Missa Solemnis. Ia mencapai semua ini padahal ia telah menjadi tuli selama 25 tahun atau lebih.




4. Vincent Van Gogh
Vincent Van Gogh
Penyandang sakit mental. Vincent adalah seorang pelukis belanda dan dinobatkan sebagai salah satu pelukis terhebat yang pernah hidup. Lukisannya telah mempengaruhi banyak seni modern. 10 tahun karirnya ia telah menciptakan 1.100 gambar dan 900 lukisan. Lukisan-lukisan miliknya adalah salah satu dari sekian banyak lukisan yang paling mahal dihargai di dunia: “Irises” yang dijual seharga 53,9 juta US$ dan potret diri Dokter Gachet yang dihargai 82,5 juta US$. Namun hal ini tidak berlaku pada masanya, lukisan miliknya pada zaman itu dianggap tidak bernilai sampai akhirnya Van Gogh depresi dan dimasukkan ke rumah sakit jiwa pada tahun 1889. Depresinya bertambah parah sampai akhirnya ia bunuh diri pada usia 37 tahun pada 27 juli 1890. Kata-kata terakhirnya adalah “Kesedihan ini akan bertahan selamanya”.

5. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
abdurrahman wahid
Mantan Presiden RI penyandang low vision akhirnya buta dan lumpuh kaki. Ia lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940. Masa kepresidenan Abdurrahman Wahid dimulai pada 20 Oktober 1999 dan berakhir pada 23 Juli 2001. Namun harus diakui dia bukan manusia biasa. Gus Dur panggilan beliau merupakan manusia luar biasa, bukan hanya karena dia seorang kiayi, melainkan juga karena jiwanya yang dijabarkannya kedalam dinamika pikirannya. Bisa dinilai IQ-nya yang melebihi IQ manusia biasa, demikian EQ-nya. Lulusan Al-Azhar University, Kairo, Mesir ini gemar mendengarkan musik, terutama lagu-lagu karya Beethoven berjudul Symphony no. 9th, Mozart 20th piano concerto, Ummi Khulsum dari Mesir, Janis Joplin dan penyanyi balada Ebiet G. Ade. Gus Dur telah menghasilkan beberapa buah buku. Hingga akhir hayatnya dia terus menulis kolom di sejumlah surat kabar. Gus Dur juga banyak memperoleh gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) dari berbagai lembaga pendidikan tinggi di dunia.

6. John Nash
John Nash
Kekurangannya adalah schizophrenia (kelainan otak yang kronis, parah dan membuatnya tidak berfungsi). John Forbes Nash adalah seorang ilmuwan matematik Amerika. Pada masa kecilnya, ia sangat tertarik pada sains sehingga mencoba berbagai percobaan kecil di kamar tidurnya. Ia kemudian mempelajari industri kimia dan matematika pada Carnegia Mellon University. Pada tahun 1959, ia mulai menunjukan perilaku aneh menyerupai paranoia. Ia mempercayai bahwa ada organisasi yang sedang mengincarnya. Kemudian ia dimasukan ke sebuah rumah kejiwaan dimana ia diagnosa menderita schizophreni. Karya-karya dan sumbangsihnya mendapat banyak penghargaan, termasuk beberapa penghargaan elit berupa John Von Neumann Theory Prize in Economic Sciences pada tahun 1994.


7. Christy Brown
Christy Brown
Seorang pengarang, pelukis dan penyair asal irlandia yang menderita Cerebral Palsy, yang membuatnya tidak dapat bergerak dan berbicara secara normal. Para dokter juga menyatakan bahwa ia memiliki keterbelakangan mental. Namun ibunya tetap mencoba berbicara dengannya, mengajarkannya berbagai hal. Pada suatu hari ia menyambar sepotong kapur dari tangan kakaknya dengan kaki kirinya dan membuat tanda dengan kapur tersebut. Sampai umur 5 tahun hanya kaki kirinya yang dapat bergerak sesuai dengan keinginannya. Ia menggunakan kakinya untuk berkomunikasi, yang nantinya ia jadikan judul otobiografinya, “The Life that Inspired My Left Foot”.

8. Frida Kahlo
Frida Kahlo
Frida adalah seorang pelukis Mexico yang kebanyakan karyanya adalah lukisan yang menggambarkan duka yang mendalam di dalam hidupnya. Ia kerap menggunakan warna-warna yang terinspirasi oleh kebudayaan Mexico. Frida terkena polio pada usia 6 tahun yang menyebabkan kaki kanannya lebih kecil dari kaki kirinya. Kekurangan ini ia tutupi dengan mengenakan rok panjang yang berwarna-warni. Selain polio, ia juga menderita penyakit “Spina Bifilda” yang mengakibatkan rasa sakit pada tulang punggung dan kaki yang membuatnya hampir tidak dapat berjalan. Walau pada akhirnya ia dapat kembali berjalan, ia mengaku telah menderita sakit yang sama seumur hidupnya.

9. Maria Runyan
Maria Runyan
Pelari olimpiade dunia penyandang Low Vision (penglihatan terbatas). Walaupun begitu ia mampu menyabet gelar juara nasional lomba lari 500 meter putri sebanyak 3 kali. Ia juga memenangkan 4 medali emas pada Paralympics tahun 1992 lalu memenangkan medali perak dan emas pada perlombaan yang sama tahun 1996. Pada tahun 2000, ia adalah paralympian buta pertama yang bertanding di Olimpiade Sydney Australia.

10. Helen Adams Keller
Helen Adams Keller
Penyandang tunanetra dan tunarungu yang  merupakan seorang aktivis politik dan pengajar asal Amerika. Ia juga seorang buta tuli pertama yang berhasil menyelesaikan kuliah seni, berkat jasa gurunya Annie Sullivan yang berhasil mengajarkan Helen berkomunikasi tanpa bahasa. Ia mengajarkan Helen untuk berkomunikasi dengan mengeja huruf pada tangannya, dimulai dari huruf D-O-L-L untuk boneka yang diberikan oleh Sullivan untuk Helen pada hari ulang tahunnya. Helen juga aktif mengkampanyekan hak wanita untuk memilih di pemilu, hak buruh, dan sosialisme. Pada tahun 1920 ia membantu mendirikan American Civil Liberties Union (ACLU). Helen telah bertemu dengan semua presiden Amerika sejak Grover Cleveland sampai Lyndon B. Johnson. Ia juga merupakan teman baik dari beberapa figur kenamaan termasuk Alexander Graham Bell, Charlie Chaplin, dan Mark Twain.

11. Jean-Dominique Bauby
Jean-Dominique Bauby
Pria dengan sapaan Jean-Do ini adalah seorang editor, penulis dan jurnalis kenamaan dari majalan Prancis ELLE. Pada tahun 1995, ia menderita serangan jantung yang sangat parah dan mengakibatkan ia koma selama 20 hari. Setelah bangun dari koma, ia mendapatkan dirinya menderita sebuah sindrom syaraf yang sangat langka bernama Locked in Syndrome. Sindrom ini membuat penderita lumpuh dari ujung kepala hingga ujung kaki, namun tetap memiliki pikiran yang sadar. Dalam kasus ini Jean-Do tetap dapat mengedipkan matanya. Mengabaikan kondisinya, Jean-Do tetap mampu menulis sebuah buku berjudul Diving Bell and The Butterfly dengan cara mengedipkan matanya ketika penulis yang membantunya menunjuk huruf yang benar. Jean-Do harus mengedit dan mengarang buku tersebut sepenuhnya dalam kepalanya, huruf demi huruf. Jean-Do meninggal 2 hari kemudian setelah buku tersebut dirilis.

12. Sudha Chandran
Sudha Chandran
Penari Disable (subjek amputasi kaki kiri). Sudha lahir dari sebuah keluarga di Chennai, india selatan. Ia menyelesaikan studinya di Mumbai dengan gelar Master. Saat menempuh perjalanan kembali ke Mumbai, ia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kaki kirinya harus diamputasi dan kemudian mendapatkan sebuah kaki palsu. Walaupun memiliki kaki buatan, ia mampu menjadi seorang penari yang cukup terkenal dan sukses di india, dan masih menerima tawaran untuk menari di berbagai belahan dunia. Ia juga menerima banyak penghargaan dan membintangi beberapa film India.

13. Franklin D. Roosevelt
Franklin D. Roosevelt
Presiden Amerika yang menderita polio, dan harus dipapah untuk dapat berjalan.

14. John F. Kennedy
John F. Kennedy
Presiden Amerika penyandang Dislexia yang sangat lemah fisiknya dan selalu bergantung pada obat-obatan untuk dapat bertahan hidup.

15. Taha Hussein
Taha Hussein
Menteri Pendidikan Mesir yang menyandang tunanetra (buta)