Translate

Jumat, 13 Juli 2012

Release part IV


KONTROVERSI MENGENAI FINGERPRINT ANALYSIS

Sebagai sebuah metode yang relatif masih sangat baru, maka wajar apabila mengundang pandangan kritis dan kehadiran pihak-pihak yang kontroversial. Keadaan ini perlu ditanggapi secara positif dan justru bisa menjadi acuan untuk pengembangan fingerprint analysis menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Seputar isu kontroversial terhadap kehadiran fingerprint analysis yang mengemuka, diantaranya adalah:

�� Terhadap pihak yang mempertanyakan keabsahan landasan penelitian keilmiahannya;
tanggapannya adalah:
o Adalah tidak benar jika dikatakan bahwa fingerprint analysis ini tidak ada landasan
ilmiahnya. Banyak referensi dan hasil penelitian yang telah di published seputar
fingerprint analysis (dermatoglyphic), hanya saja kebanyakan penelitian-penelitian
tersebut masih berupa landasan teoritis yang belum menjadi sistem aplikasi dari
fingerprint analisis yang seperti sekarang.
o Landasan penelitian dari fingerprint analysis melibatkan interdisipliner, tekait
dengan ilmu biometrik, kedokteran/neuroscience, dan psikologi. Oleh karena itu
diperlukan pemahaman yang komprehensif dari hubungan ketiga ilmu tersebut.
o Perlu diakui, bahwa penerapan/aplikasi dari fingerprint analysis masih terbilang
relatif baru (jika dibandingkan dengan tools lainnya), sehingga penelitian saat ini
masih belum final, dan terus dilaksanakan riset mengenai hal ini. Namun,
sehubungan dengan laporan dari riset yang menyatakan bahwa penggunaan
fingerprint analysis ini sudah diketahui ada perkembangan hasil yang signifikan
dalam bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia, maka metode
ini sudah bisa dipakai dan dimanfaatkan. Lagi pula, hingga saat ini belum ditemukan
fakta-fakta mengenai efek negatifnya perihal penggunaan hasil referensi fingerprint
analysis dalam bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia,

��
 Terhadap pihak yang mempertanyakan akreditasinya; tanggapannya adalah:
o Fingerprint Analysis bukanlah alat/tools psikologi. Fingerprint analysis adalah sebuah sistem aplikasi terapan dari penggunaan teknologi biometrik untuk
menginterpretasikan potensi kerja otak yang kemudian dibahasakannya dalam
bahasa-bahasa psikologis. Dengan demikan, fingerprint analysis bukanlah termasuk
ranah Psikometri melainkan termasuk kategori Biometrik. Dengan demikian, maka
fingerprint analysis tidak termasuk verifikasi psikometri. Sekalipun hal itu dilakukan, maka tujuannya adalah mencari korelasi dari dua alat ukur yang berbeda. Bukan sebagai penguji validasi alat ukur satu dengan alat ukur lainnya.
o Fingerprint Analysis tidak termasuk yang bisa di akreditasi dari lembaga, society dan lembaga akademis bidang psikologi barat, khususnya Asosisiasi Psikologi Amerika
(APA). Namun demikian, bukan berarti tidak memiliki landasan ilmiah karena pada
dasarnya, sains adalah miliki siapapun tidak harus didominasi oleh kelompok manapun. Hal yang menggembirakan adalah, fingerprint analysis dan biometrik lainnya telah mulai ada lembaga dan society yang menaunginya, diantaranya IBS (International Biometric Society) dan IBMBS (International BioMedical Behavior Society) yang berpusat di Amerika Serikat, namun perlu diingat bahwa kehadiran lembaga/society ini bukan dalam rangka untuk memverifikasi.
o Untuk sistem pengklasifikasian dari Fingerprint analysis dan sistem software-nya
sendiri, telah mendapatkan verifikasi international, karena sistem yang digunakan
sama dengan yang dipakai oleh FBI/kepolisian, maupun sofware untuk verifikasi
identitas passport, absensi dsb. Psychobiometric pada dasarnya hanya
mengembangkan dari sistem software yang sudah ada dan terverifikasi tersebut.

��
 Terhadap pihak yang mempertanyakan akurasinya, validitas dan reliabilitasnya;
tanggapannya adalah:
o Ada pihak yang mempertanyakan akurasi, namun belum sepenuhnya paham
mengenai sistem akurasi, terutama berkaitan dengan validitas dan reliabilitasnya.
o Umumnya kalangan awan mengetes akurasi fingerprint analysis dengan kecocokan
kondisi aktual saat ini, hal ini memiliki kesalahan konsep yang jelas, karena
fingerprint analysis hanya melihat aspek genetis dan yang bersifat potensi bawaan
lahir (inborn potentials), sementara kondisi aktual kepribadian seseorang
dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan yang tidak termasuk dalam variable
pengukuran fingerprint analysis. Namun, sebagian dari kepribadian seseorang, tetap
bisa dilihat dari hasil fingerprint analysis, khususnya adalah kecenderungan-kecenderungan perilaku bawah sadar. Oleh sebab itu, banyak responden yang
menyatakan cocok dengan perilaku saat ini, dikarenakan potensi bawaan lahirnya
(bawah sadar) tidak banyak terkontaminasi dengan perbedaan faktor lingkungan.
Sebaliknya, beberapa responden yang memiliki hasil berbeda dengan kondisi aktual,
mengakui telah mengalami proses penyesuaian (adjusment) dengan stimulasi
lingkungan.
o Berdasarkan studi pengujian yang dilakukan internal, maka psychobiometric
mengklaim akurasi sistem, berkaitan validitas dan reliabilitasnya dengan hasil cukup
baik (diatas 65%-85%).

��
 Terhadap pihak yang mempertanyakan kedudukan, fungsi dan pemanfaatannya;
tanggapannya adalah:
o Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa fingerprint analysis bukanlah alat test
psikometri, bukan pula alat untuk justifikasi dan alat vonis.
o Fingerprint Analisys lebih kepada sebuah alat interpretasi potensi kepribadian dan
potensi bawaan lahir lainnya. Yang perlu dijadikan tolak ukur adalah seberapa besar
gambaran hasil analisis report bisa diimplementasikan sebagai referensi terhadap
persoalan-persoalan yang dihadapi serta referensi untuk pengembangan selanjutnya. Apakah hasil dari fingerprint analysis ini bisa merekomendasikan sebuah referensi yang bermanfaat, dan apakah gambaran tersebut dirasakan manfaatnya dan sesuai dengan kondisi biologis saat ini.
o Dengan demikian, kedudukannya bisa disejajarkan dengan alat peng-eksplorasi
lainnya seperti test gambar, tulisan, kuestioner dsb. Hanya data samplingnya yang
berbeda. Pada fingerprint analysis lebih pada data yang bersifat biometrik dari aspek
fisik biologis, bukan pada respon perilaku. Fingerprint analysis juga bersumber data
yang bersifat tetap dan stabil karena fingerprint bersifat genetis dan tidak pernah
berubah. Bagaimanapun, metode Fingerprint Analysis bukanlah alat satu-satunya
yang terbaik. Semua alat dan metode memiliki keunggulan dan kekurangannya
masing-masing. Akan sangat lebih baik apabila berbagai metode dan alat test bisa
digunakan secara sinergi dalam rangka mencari rekomendasi terbaik dan saling
melengkapi kekurangan yang ada pada masing-masing tools.
o Pemanfaatan fingerprint analysis telah lama digunakan pada sistem verifikasi dan
identifikasi forensik. Sementara untuk pemanfaatan di bidang pendidikan dan
pengembangan sumber daya manusia memang relatif masih baru. Kendati
fingerprint analysis bukanlah alat ukur psikologi, dikarenakan aspek-aspek dalam
content report banyak yang mengandung pengertian dibidang ilmu psikologi, maka
proses konsultasi sebaiknya dilakukan oleh psikolog dan atau orang-orang yang
berkompeten. Sementara proses pengukuran dan penghitungan tetap merupakan
bagian pihak IT biometrik. Untuk keperluan lebih jauh yang bersifat klinis, maka
penanganan perlu dilakukan oleh dokter dan psikolog klinis.

��
 Terhadap pihak yang mempertanyakan etika dan komersialisasi fingerprint analysis ini;
o Adalah persoalan klasik, ketika ada sebuah metode baru yang prospektif karena
merupakan harapan dan kebutuhan pasar, fingerprint analysis tidak terlepas dari
upaya-upaya komersialisasi. Namun hal tersebut adalah wajar, dan tidak perlu
terlalu dikhawatirkan selama tidak mengandung unsur penipuan, maupun hal-hal
lain yang bisa menimbulkan kerugian kelak di kalangan penggunanya. Mengenai
tuduhan bahwa fingerprint analysis dijual dengan harga sangat tinggi, maka
sebenarnya persoalan harga terletak pada kondisi market, berkaitan supply and
demands. Ditambah lagi, faktor teknologi dan aplikasinya yang berkaitan dengan
HAKI, biaya research, dan operasional menjadi bahan pertimbangan itu semua.
Perlu diingat, bahwa yang dijual adalah produk dan jasanya, bukan pada
knowledges-nya. Termasuk tidak ber-etika, apabila developer fingerprint analysis
tidak melakukan transparansi mengenai basic knowledge formulasi dan metode
pengukurannya.
o Berkaitan dengan masalah etika, maka fingerprint analysis haruslah disampaikan apa
adanya tanpa melebih-lebihkan fakta yang ada. Fingerprint analysis hanyalah sebuah
tools untuk mengeksplor potensi bawaan. Bukan yang lain. Fingerprint analysis tidak
bisa untuk mengukur kecerdasan, mengukur kepribadian, mengetahui masa depan
dsb. Perlu diingat, potensi bawaan mengandung banyak variabel. Fingerprint
hanyalah berbicara dari satu variable saja. Sangat dimungkinkan ada banyak variable
lain yang bisa dieksplorasi selain dari fingerprint.
o Berkaitan dengan penyalahgunaan etika, seperti etika berbisnis, etika konsultasi dsb, maka hal tersebut sebaiknya dipisahkan dengan permasalahan metode fingerprint
analysis itu sendiri.

��
 Terhadap pihak yang mempertanyakan mana fingerprint analysis yang asli dan yang palsu.
o Fingerprint Analysis adalah sebuah metode dan sistem aplikasi yang bersumber dari
penelitian dan riset yang dilakukan banyak ilmuwan di dunia ini. Sehingga siapapun
berhak untuk mengembangkan metode ini selama memiliki landasan ilmiah yang
jelas, dan jaminan faktor originalitas dari karya tersebut. Ketika ada vendor yang
mengeluarkan produk yang bersifat plagiat, dan tidak melakukan riset software
sendiri serta tidak didukung oleh penguatan riset internal, maka itulah yang perlu
diragukan keabsahannya.
o Sistem aplikasi dan metode fingerprint analysis juga tidak berarti bahwa produk dari
negara tertentu lebih baik dari negara lain. Bahwa harga tertentu lebih baik dari
harga yang lebih murah. Terhadap penilaian kualitas, maka sepenuhnya klien-lah
yang menentukan.

SARAN-SARAN PENGEMBANGAN
��
 Fingerprint Anaysis adalah sebuah metode alternatif baru yang memberikan harapan yang lebih baik bagi perkembangan peradaban manusia. Marilah kita tanggapi pro dan kontranya secara arif dan bijaksana. Pelajari kelemahannya karena keterbatan yang ada, namun terus kembangan kemampuan yang ada untuk lebih lanjut mengekplorasi mengenai metode fingerprint analysis ini. Alangkah tidak etisnya apabila ada pihak yang ingin menghentikan tujuan ini. Ketika menemukan sesuatu kelemahan metodologi dan landasan ilmiahnya, akan lebih baik apabila bisa memberikan solusi perbaikan. Terkecuali, apabila terdapat bukti yang sangat kuat bahwa fingerprint analysis ini memberikan dampak yang negatif di masyarakat penggunanya.
��
 Output utama dari fingerprint anaysis adalah referensi-referensi yang bisa
merekomendasikan peningkatan pendidikan dan potensi sumber daya klien. Oleh sebab itu
jadikanlah hal ini sebagai tolak ukur utama, tidak harus melulu pada persoalan
keilmiahannya proses, sistem dan metodenya.
��
 Seluruh pelaku fingerprint analysis, hendaknya memegang kode etik berkaitan dengan
produk yang dikembangkannya.
��
 Perlunya publikasi dan upaya edukasi yang intensif kepada masyarakat perihal kedudukan dan pemanfaatan fingerprint analysis ini sehingga tidak terjadi kesalahan cara pandang.



7 Things Why does the Fingerprint Analysis must go on? (sekedar bahan renungan)


1. Kami percaya bahwa setiap anak terlahir untuk bisa menjadi jenius; setiap anak bisa menjadi cerdas, hanya terdapat perbedaan gaya belajarnya saja, mana yang bisa
mengaplikasikan gaya belajarnya secara efektif, dan mana yang tidak. Gaya belajar adalah bawaan lahir dan bersifat genetik, karena terkait dengan sistem pancaindra dan proses dorongan mental seseorang. Oleh karenanya gaya belajar adalah unik, seunik sidik jarinya.
2. Kami percaya bahwa setiap anak adalah unik, adalah kewajiban setiap orangtua, guru dan siapapun untuk bisa memahami mereka;
3. Kami menyadari, bahwa perkembangan kehidupan memerlukan kemampuan untuk survival.
Hanya orang-orang yang unggul lah, yang bisa survive di masa mendatang; hanya orangorang tertentu lah yang bisa survive, yakni mereka yang mengembangkan potensi diri mereka secara optimal.
4. Kami menyadari, bahwa dimasa yang akan datang, akan banyak persoalan mengenai
sumberdaya manusia, berkaitan dengan masalah pengangguran dan ketidak optimalan
proses pendidikan serta ketidakproduktifannya seseorang dikarenakan tidak mengenal dan memiliki potensi serta keahlian yang handal. Jika semua orang mengoptimalkan sesuai dengan potensinya masng-masing, maka kecil kemungkinan potensi tersebut tidak
tersalurkan dalam pekerjaan.
5. Kami menyadari bahwa potensi bawaan itu ada, sekaligus sadar bahwa faktor lingkungan juga mempengaruhi perkembangan seseorang. Namun, kami berfikir lebih mudah untuk mengkondisikan lingkungan ketimbang merubah siapa sejatinya kita.
6. Kami menyadari kami punya potensi bawaan, dan jika distimulasi terus, maka akan menjadi kelebihan kami, kami ingin dikenal karena kami memiliki potensi sesuai dengan diri kami, oleh karena itu kami butuh identitas, identitas kami adalah potensi bawaan lahir kami.
7. Kami memahami bahwa fingerprint analysis tidak meramal masa depan, dan kami tidak
butuh ramalan, kami percaya masa depan adalah kami yang menentukan, melalui
optimalisasi potensi yang kami bawa sejak lahir. Yang kami butuhkan adalah sebuah
keyakinan mencapai kesuksesan.


Jika fingerprint analysis ini salah, lalu apa identitas potensi bawaan lahir kami? Adakah cara lain yang lebih akurat untuk mengetahui itu? Apa lagi yang harus kami yakini perkara siapa diri kita?

Bandung, 27 Mei 2011
Andrian Benny Hidayat, 
Praktisi Finger Print Analysis, Psychobiometric Research

Tidak ada komentar:

Posting Komentar